Rabu, 28 Januari 2015

Surat Untuk Saudariku ... Lc



Teruntuk Saudariku..

      ^_^
Assalamualaikum Ukhti..
Indahnya lingkaran cantik
Karena Jalinan yang istimewa
Bukan karena harta, tahta, rupa ataupun yang lainnya
Tapi cinta dan Kasih Sayanglah yang menyatukan kita
Bukan sesering apa kita berjumpa
Bukan pula seberapa lama kita bersama
Tapi aku yakin,
Ikatan ini akan kekal, karena Kau selalu menyebut dan memanggilku
Kau selalu menceritakan ku dalam setiap doa kepada Rabb mu
Dalam setiap sujud panjang mu
Begitu banyak hal bersama yg kita lalui.
Begitu saat berpisah, mungkin kan sangat menyakitkan, bahkan mulut ini tak bisa lagi berucap.
Yang jelas, sedih itu ada ketika ada perpisahan, namun itu tak menjadikan kita benar2 berpisah.
Karena masih ada Allah yang mentautkan hati2 kita dalam indahnya ukhuwah.
Yakinlah, raga berpisah tak membuat kita bahkan jiwa ikut terpisah.
Terima kasih untuk mu, saudariku..
Untuk kesediaanmu menjadi saudariku dalam lingkaran cantik ini.
Untuk stiap hal2 yang membutuhkan pengertian dan perhatian darimu.
Untuk stiap nasehat dan kata2 bijak yg pernah kau ucapkan padaku.
Dan tetap setia selalu bersamaku.
Bersama kalian di sini
Yakinku akan  yakinmu pada Illahi
Tak apa, jika saat nanti kita berpisah
Meski raga terpisah jauh, namun hati tetap terpaut menjadi satu
Semua karena Mu, Rabbi Sang Penggenggam Hati
Begitu lingkaran cantik ini.
Karena Allah kita terjalin,
Karena Allah kita bertemu,
Dan karena Allah juga kita berpisah

http://watysyakirah.blogspot.com

Jumat, 23 Januari 2015

Mereka hebat



By: Kak Waty
Bersama ; Yatim Kreatif Indonesia, Palembang

Alhamdulillah, sudah selama dua tahun lebih saya mendapatkan beasiswa dari Dompet Dhuafa yang semula bernama DSIM, Dompet Sosial Insan Mulia. Sejak masih kuliah nonformal di Lembaga Bahasa Arab Ma’had Sa’ad Bin Abi Waqash Palembang hingga kini saya kuliah di Universitas Terbuka Palembang semester 3. Beasiswa itu cukup membantu dalam memenuhi keperluan sebagai seorang mahasiswa perantauan seperti saya. Hidup mandiri di kota pempek yang bersahabat dengan cuaca panasnya, jauh dari orang tua dengan udara yang berbeda tentunya. Saya seorang mahasiswi yang ingin belajar hidup di kota orang. Sebisanya membiayai kuliah sendiri tanpa harus bergantung pada kiriman orang tua di Pagaralam.
Awalnya, saya hanya sebagai penerima beastudi saja. Kemudian, saya ditawari untuk menjadi kakak asuh dalam program pendidikan Dompet Dhuafa yang kini telah kita kenal dengan nama “Yatim Kreatif Indonesia” Palembang. Sejak didirikannya Yakin ( singkatan Yatim Kreatif Indonesia) satu tahun silam, saya sangat bangga bisa terlibat disini. Menjadi kakak asuh dari salah satu kelompok yang terbagi menjadi 3 untuk yang perempuan dan 3 untuk yang laki-laki. Mereka diklasifikasikan berdasarkan kelas dan umur mereka. Mulai dari kelas 3 SD sampai kelas 2 SMP. Dan saya diamanati memegang kelompok anak-anak SMP sampai saat ini.
Jika berbicara tentang pengalaman, tentu banyak sekali yang saya dapati disini.  Mulai dari diri pribadi yang harus menyingkirkan keegoisan, bersikap super sabar, seorang kakak yang akan menjadi teladan bagi adik-adiknya, yang akhirnya membuat saya banyak belajar untuk mengerti berbagai karakteristik anak-anak disini.  Ada satu hal yang membuat saya malu pada diri saya sendiri. Dan diam-diam saya telah mencuri semangat dari mereka. Semangat dan keceriaan yang mereka tumpahkan dalam canda tawa mereka, walau salah satu bahkan ada yang kedua orang tua mereka telah tiada. Tidak ada sosok ibu yang mendongengi mereka saat akan terlelap tidur, membelai rambut mereka saat nakal. Tidak ada sesosok ayah yang mencarikan nafkah, perhatian dan bahkan membelikan mereka baju baru saat akan lebaran. Tak ada tempat mereka bermanja ataupun mengadu. Namun hebatnya, mereka tetap semangat. Semangat belajar, mengaji, bermain bahkan bergembira ria bersama teman-teman mereka. Seolah tak ada beban yang mereka bawa dipundaknya. Menjadi seorang anak yatim/ piatu bukan pilihan mereka, namun tak ada pilihan lain selain mereka  harus menjalaninya dan menikmati masa anak-anak dengan sempurna.
Selain anak-anak yatim/piatu, ada juga anak-anak kurang mampu / dhuafa yang ikut belajar di Yatim Kreatif Indonesia. Bahkan kebanyakan adalah penerima beastudi dari Dompet Dhuafa. Tugas kakak asuh disini adalah membentuk charater building dan skill yang mereka miliki, hingga nanti diharapkan akan menjadi insan kreatif, mandiri, berakhlak dan menjulang dengan segudang prestasi yang mereka raih. Tak lupa juga ada ekskul yang harus mereka ikuti. Diantaranya ada tari, vokal, angklung, silat dan trasik. Mereka tinggal memilih mana yang merupakan bakat dan minat yang ada pada diri mereka. J
Yakiiiiinnnn......????? Bisaaaa.........!!!! Itu lah yel-yel penyemangat yang menggetarkan saung Yakin hingga cetar membahana ketika mereka mengucapkannya dengan lantang. Subhanallah....
Teringat suatu hadist yang diriwayatkan  oleh Thabrani dan Daruquthni yang terdengar cukup populer di telinga.
وخير الناس أنفعهم للناس
“Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.”
Menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain akan membuat diri kita semakin hidup di dunia ini. Karena itulah sebaik-baik manusia. Belajar berbagi, memberi walau hanya sedikit yang bisa kita beri. Namun yang sedikit bagi kita, sangat besar bagi mereka yang membutuhkan.
            Saya mengucapkan beribu terimakasih kepada Allah swt yang telah mempertemukan dan menyatukan ukhuwah ini terasa begitu dekat. Dan juga kepada Dompet Dhuafa Sumsel yang  telah  menjadi sarana amal kebaikan. Serta merta para donatur yang ikhlas memberikan sebagian rezekinya kepada yatim piatu dan dhuafa. Semoga amal-amal ini kelak akan menjadi penebus dosa hingga dapat mencapai syurga firdaus-Nya. Aamiin.. Allahumma aamiin.


Rabu, 21 Januari 2015

Keluarga ImpianKu...



 Hahh... keluarga.
Dari judulnya saja sebenarnya saya sudah membayangkan sesuatu hal yang besar. Sesuatu yang sakral. Dan untuk mengawali coretan  tentang sebuah keluarga impianku disini, tentulah saya akan mengawali salah satu mimpi besarku ini dengan sepasang bidadari.
Yups.. sepasang bidadari yang selalu akan dan terus menjadi motivator serta pendamping dalam skenario hidupku.

Bidadari pertama adalah kedua orang tuaku. Sebelum menjalin keluarga inti, tentu saya berasal dari sebuah keluarga yang besar. Pada kenyataan yang telah terjadi, Allah telah mentakdirkan sebuah keluarga untukku, tanpa latar belakang pendidikan yang tinggi, bahkan jika keduanya dibilang ahli agama pun, tidak. Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Namun , begitu lah Allah sangat adil. Merancang dengan apik sebuah pembelajaran untukku. Pun dari sini saya dapat bercermin dari kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam keluarga ini, sebuah keluarga impian yang nanti insya Allah akan saya wujudkan pada keluarga kecilku kelak.
Nach.. cerita berikut  inilah awal keluarga impianku... melalui bidadari keduaku.

Bidadari kedua yang saya maksud yaitu pasangan hidupku. Siapa lagi kalo bukan seorang suami.
(Hmm.. mungkin lebih tepatnya dibilang bidadara kalee yaach.. kan pasangan hidupku kelak seorang laki-laki. Masa’ iya disebut bidadari juga. Hehehe... ^_^ )

Siapa yang tidak ingin memiliki suami yang sholeh. Saya pun ingin. Ingin sangat malah. Jika saya boleh berbicara lebih spesifik, suami yang sholeh itu menurut saya adalah...

Ia sosok orang yang dewasa dalam menyikapi masalah. Ketika marah, tidak langsung emosi. Namun ia mengajakku berbicara dan bermusyawarah jika pun saya ada kesalahan dalam melakukan pekerjaan rumah misalnya atau semacamnya.
Ia adalah seorang suami yang dapat menghargai wanita. Baik itu saya sebagai istrinya maupun ibu kandung serta ibu mertuanya. Bahkan sangat memuliakannya.
Ia mampu melengkapi kekurangan yang ada dalam diri saya. Dan menjadikan saya adalah wanita yang berarti di dunia sebagai pelengkap dari kekurangan-kekurangannya.
Dan.. yang paling penting kami mempunyai visi dan misi yang sama dalam menjalani keluarga kecil nanti. Saya ingin menjadi guru pertama dan selalu menjadi pertama untuk anak-anakku,sehingga dapat mempunyai anak-anak yang kelak akan dekat dan cinta Al-Qur’an. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya adalah tujuan hidupnya. Serta menjadi pondasi keluarga kami yang semakin lama akan menjadi keluarga besar juga.

Aamin Allahumma Aamiin...


Saya selipin “Doa mohon jodoh” buat tulisanku kali ini...

Bismillahir Rohmanirrohim...
"Allaahummab 'Ats Ba'lan Shaalihan, Likhithbathii . Wa'aththif Qalbahu 'Alayya Bihaqqi Kalaamikal Qadiimi. Wabirasuulikal Kariimi Bi Alfi Alfi. Laa hawla walaa Quwwata Illaa Billaahil 'Aliyyil 'Adziim. Wa Shallallaahu 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Wa'alaa Aalihi Washahbihi Wa Sallam. Walhamdulillaahi Rabbil 'Aalamin."

Artinya ;
 "Ya Allah, utuslah seorang suami yang shaleh untuk meminangku, condongkanlah hatinya padaku berkat kebenaran Kalam-Mu dan berkat Rasul-Mu yang mulia dengan keberkahan sejuta kalimat. Tiada daya serta tiada kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Semoga Allah melimpahkan Rahmat & Salam kepada Rasul kita Muhammad SAW & segenap keluarga serta sahabat-sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."
 

Kalo kata Andrea Hirata sang penulis Laskar Pelangi,, "Mimpilah setinggi-tingginya. Jika engkau jatuh, setidaknya engkau masih bisa terkait diantara bintang-bintang yang ada di langit". hhahh... saya setuju sekali. Bermimpi juga gratis, kenapa harus takut. Namun juga harus diiringi dengan "DUIT". Do'a Usaha dan Ikhtiar.

"Allah berdasar praangka hamba-Nya". Itulah hal yang membuat saya berani untuk memiliki mimpi yang besar. 

 
Rumah ImpianKu..