Rabu, 21 Januari 2015

Keluarga ImpianKu...



 Hahh... keluarga.
Dari judulnya saja sebenarnya saya sudah membayangkan sesuatu hal yang besar. Sesuatu yang sakral. Dan untuk mengawali coretan  tentang sebuah keluarga impianku disini, tentulah saya akan mengawali salah satu mimpi besarku ini dengan sepasang bidadari.
Yups.. sepasang bidadari yang selalu akan dan terus menjadi motivator serta pendamping dalam skenario hidupku.

Bidadari pertama adalah kedua orang tuaku. Sebelum menjalin keluarga inti, tentu saya berasal dari sebuah keluarga yang besar. Pada kenyataan yang telah terjadi, Allah telah mentakdirkan sebuah keluarga untukku, tanpa latar belakang pendidikan yang tinggi, bahkan jika keduanya dibilang ahli agama pun, tidak. Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. Namun , begitu lah Allah sangat adil. Merancang dengan apik sebuah pembelajaran untukku. Pun dari sini saya dapat bercermin dari kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam keluarga ini, sebuah keluarga impian yang nanti insya Allah akan saya wujudkan pada keluarga kecilku kelak.
Nach.. cerita berikut  inilah awal keluarga impianku... melalui bidadari keduaku.

Bidadari kedua yang saya maksud yaitu pasangan hidupku. Siapa lagi kalo bukan seorang suami.
(Hmm.. mungkin lebih tepatnya dibilang bidadara kalee yaach.. kan pasangan hidupku kelak seorang laki-laki. Masa’ iya disebut bidadari juga. Hehehe... ^_^ )

Siapa yang tidak ingin memiliki suami yang sholeh. Saya pun ingin. Ingin sangat malah. Jika saya boleh berbicara lebih spesifik, suami yang sholeh itu menurut saya adalah...

Ia sosok orang yang dewasa dalam menyikapi masalah. Ketika marah, tidak langsung emosi. Namun ia mengajakku berbicara dan bermusyawarah jika pun saya ada kesalahan dalam melakukan pekerjaan rumah misalnya atau semacamnya.
Ia adalah seorang suami yang dapat menghargai wanita. Baik itu saya sebagai istrinya maupun ibu kandung serta ibu mertuanya. Bahkan sangat memuliakannya.
Ia mampu melengkapi kekurangan yang ada dalam diri saya. Dan menjadikan saya adalah wanita yang berarti di dunia sebagai pelengkap dari kekurangan-kekurangannya.
Dan.. yang paling penting kami mempunyai visi dan misi yang sama dalam menjalani keluarga kecil nanti. Saya ingin menjadi guru pertama dan selalu menjadi pertama untuk anak-anakku,sehingga dapat mempunyai anak-anak yang kelak akan dekat dan cinta Al-Qur’an. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya adalah tujuan hidupnya. Serta menjadi pondasi keluarga kami yang semakin lama akan menjadi keluarga besar juga.

Aamin Allahumma Aamiin...


Saya selipin “Doa mohon jodoh” buat tulisanku kali ini...

Bismillahir Rohmanirrohim...
"Allaahummab 'Ats Ba'lan Shaalihan, Likhithbathii . Wa'aththif Qalbahu 'Alayya Bihaqqi Kalaamikal Qadiimi. Wabirasuulikal Kariimi Bi Alfi Alfi. Laa hawla walaa Quwwata Illaa Billaahil 'Aliyyil 'Adziim. Wa Shallallaahu 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Wa'alaa Aalihi Washahbihi Wa Sallam. Walhamdulillaahi Rabbil 'Aalamin."

Artinya ;
 "Ya Allah, utuslah seorang suami yang shaleh untuk meminangku, condongkanlah hatinya padaku berkat kebenaran Kalam-Mu dan berkat Rasul-Mu yang mulia dengan keberkahan sejuta kalimat. Tiada daya serta tiada kekuatan kecuali atas izin Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Semoga Allah melimpahkan Rahmat & Salam kepada Rasul kita Muhammad SAW & segenap keluarga serta sahabat-sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam."
 

Kalo kata Andrea Hirata sang penulis Laskar Pelangi,, "Mimpilah setinggi-tingginya. Jika engkau jatuh, setidaknya engkau masih bisa terkait diantara bintang-bintang yang ada di langit". hhahh... saya setuju sekali. Bermimpi juga gratis, kenapa harus takut. Namun juga harus diiringi dengan "DUIT". Do'a Usaha dan Ikhtiar.

"Allah berdasar praangka hamba-Nya". Itulah hal yang membuat saya berani untuk memiliki mimpi yang besar. 

 
Rumah ImpianKu..

 

 

 

 

 

 

 





1 komentar: