Hahh...
keluarga.
Dari judulnya saja sebenarnya saya sudah membayangkan sesuatu hal yang
besar. Sesuatu yang sakral. Dan untuk mengawali coretan tentang sebuah keluarga impianku disini,
tentulah saya akan mengawali salah satu mimpi besarku ini dengan sepasang
bidadari.
Yups..
sepasang bidadari yang selalu akan dan terus menjadi motivator serta pendamping
dalam skenario hidupku.
Bidadari pertama adalah kedua orang tuaku. Sebelum menjalin keluarga inti,
tentu saya berasal dari sebuah keluarga yang besar. Pada kenyataan yang telah
terjadi, Allah telah mentakdirkan sebuah keluarga untukku, tanpa latar belakang
pendidikan yang tinggi, bahkan jika keduanya dibilang ahli agama pun, tidak. Memang
tidak ada yang sempurna di dunia ini. Namun , begitu lah Allah sangat adil. Merancang
dengan apik sebuah pembelajaran untukku. Pun dari sini saya dapat bercermin
dari kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam keluarga ini, sebuah keluarga
impian yang nanti insya Allah akan saya wujudkan pada keluarga kecilku kelak.
Nach..
cerita berikut inilah awal keluarga impianku...
melalui bidadari keduaku.
Bidadari kedua yang saya maksud yaitu pasangan hidupku. Siapa lagi
kalo bukan seorang suami.
(Hmm..
mungkin lebih tepatnya dibilang bidadara kalee yaach.. kan pasangan hidupku kelak
seorang laki-laki. Masa’ iya disebut bidadari juga. Hehehe... ^_^ )
Siapa yang tidak ingin memiliki suami yang sholeh. Saya pun ingin. Ingin
sangat malah. Jika saya boleh berbicara lebih spesifik, suami yang sholeh itu
menurut saya adalah...
Ia sosok
orang yang dewasa dalam menyikapi masalah. Ketika marah, tidak langsung emosi. Namun
ia mengajakku berbicara dan bermusyawarah jika pun saya ada kesalahan dalam
melakukan pekerjaan rumah misalnya atau semacamnya.
Ia
adalah seorang suami yang dapat menghargai wanita. Baik itu saya sebagai
istrinya maupun ibu kandung serta ibu mertuanya. Bahkan sangat memuliakannya.
Ia mampu
melengkapi kekurangan yang ada dalam diri saya. Dan menjadikan saya adalah
wanita yang berarti di dunia sebagai pelengkap dari kekurangan-kekurangannya.
Dan.. yang paling penting kami mempunyai visi dan misi yang sama dalam
menjalani keluarga kecil nanti. Saya ingin menjadi guru pertama dan selalu menjadi
pertama untuk anak-anakku,sehingga dapat mempunyai anak-anak yang kelak akan
dekat dan cinta Al-Qur’an. Menjadikan Allah dan Rasul-Nya adalah tujuan
hidupnya. Serta menjadi pondasi keluarga kami yang semakin lama akan menjadi
keluarga besar juga.
Aamin Allahumma
Aamiin...
Saya
selipin “Doa mohon jodoh” buat tulisanku kali ini...
Bismillahir Rohmanirrohim...
"Allaahummab 'Ats Ba'lan Shaalihan,
Likhithbathii . Wa'aththif Qalbahu 'Alayya Bihaqqi Kalaamikal Qadiimi.
Wabirasuulikal Kariimi Bi Alfi Alfi. Laa hawla walaa Quwwata Illaa Billaahil
'Aliyyil 'Adziim. Wa Shallallaahu 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Wa'alaa Aalihi
Washahbihi Wa Sallam. Walhamdulillaahi Rabbil 'Aalamin."
Ayo nulislah lagi buk wat
BalasHapus