Jumat, 28 Juni 2013

Lantunan Tasbih Cinta-Mu

Seringku termenung dibawah tabirMu
hati kecil ini berkata-kata
seiring jejak kakiku melangkah
dalam hidupku Engkau hiasi

betapa besarnya nikmat yang Engkau beri
 tapi diri ku lalaikan semua
bantulah diri ini menuju jalanMu
lindungi daku dari fatamorgana

Ya ilahi mohon bimbinglah daku
agar aku dapat menggapai ridhoMu
raga ini tak akan mampu tuk melangkah
tanpa bimbinganMu

Ya Ilahi ku bersujud padaMu
 agar rahmatMu selalu menyertaiku
jiwa ini dalam melantunkan tasbih cintaMu
sering berpaling
dari kasihMu
~GSV

Kamis, 27 Juni 2013

Akhir Sejarah Cinta Kita


Anis Matta - Akhir Sejarah Cinta KitaSuatu saat dalam sejarah cinta kita
kita tidur saling memunggungi
tapi jiwa berpeluk-peluk
senyum mendekap senyum

suatu saat alam sejarah cinta kita
raga tak lagi saling membutuhkan
hanya jiwa kita sudah melekat dan menyatukan
rindu mengelus rindu

suatu saat dalam sejarah cinta kita
kita hanya mengisi waktu dengan cerita
mengenang dan hanya itu
yang kita punya

suatu saat dalam sejarah cinta kita
kita mengenang masa depan kebersamaan
kemana cinta akan berakhir
disaat tak ada akhir.

Anis Matta

Rabu, 26 Juni 2013

Dilema Perbedaan Lingkaran Cinta

jodoh laki – laki itu ada di depan mata nya. Sepanjang mata memandang maka seluas itu lah kemungkinan jodohnya. Jodoh Perempuan itu ada di teras rumahnya. Siapa pun yang sampai masuk ke dalam teras rumahnya, besar itu lah jodohnya.

Cinta pria ada di mata, hati dan mulutnya. Itu lah mengapa ia mudah jatuh cinta, bisa mencintai lebih dari satu wanita dan bisa mengucapkan 1000 rayuan di mulutnya dan membuatnya mudah terbuai dengan kecantikannya.

Cinta perempuan ada di hati dan matanya. Bila ia percaya dengan apa yang di rasakannya maka ia akan membutakan matannya dan memilih apa yang telah di pilih oleh hatinya.

Jiwa laki – laki seluas bentangan tangan dan ayunan kakinya, maka di takdirkanlah ia sebagai pemimpin, penjelajah dan penakluk.

Jiwa perempuan hanya seluas pagar rumahnya, maka fitrah telah jatuh ke dirinya untuk menjaga benteng rumah tangganya.

Akal pria terlahir dari keinginan dan kemauan, kelemahan ada di dalam hasrat di bawah pusarnya.

Akal perempuan terlahir dari rasa sayangnya dan di kalahkan dari bujukan harta di depannya dan ketakutan kemiskinan dalam hatinya.

Laki – laki menyimpan rahasia di akal dan pikirannya Dan perempuan menyimpan rahasia di mulutnya.

Laki – laki meledakkan amarah dengan tangan dan kakinya. Sedangkan perempuan membakar dengan mulut dan kemolekan tubuhnya.

Laki – laki mengenggam pedang dan kitab di tangannya. Perempuan memetik mawar dan racun di tangan dan di ujung lidahnya.

Laki – laki menguasai dunia dan pembendaraannya Sedangkan perempuan menguasai pria dengan tubuh dan suaranya..
Sumber : http://abna-aulad.blogspot.com/2010/11/dilema-perbedaan-lingkaran-cinta.html ,

Selasa, 25 Juni 2013

Kalau Benar Ada Api Cinta Di Hatimu


Di zaman ketidakpercayaan ini
Jangan pernah lagi bikin janji-janji

Kalau benar ada api cinta di hatimu
Bakarlah benci yang tlah merampas keadilan
Bakarlah serakah yang tlah merenggut kemakmuran

Jangan pernah lagi bikin janji-janji

Ajak saja orang-orang miskin itu
Bicara tentang negeri yang mereka huni

Ajak saja orang-orang kecil itu
Bicara tentang keadilan dari hukum yang tak ditegakkan

Di zaman ketidakpercayaan ini
Tidur mungkin tak lagi nyenyak
Tetapi tetap diselingi mimpi yang tak terputus
Bahwa suatu saat kata masih bisa punya arti


(Puisi Anis Matta di Liputan 6)

Akhirnya kita...

Ketika aku bukanlah milikmu
Jangan bersedih...
Aku adalah milik_nya, dan kau pun  juga sama

Ketika kau merasa kehilangan akan kasihku
Tetaplah tersenyum
Sebab Allah akan selalu ada dalam hatimu

Hari ini kita berusaha tegar
Untuk sebuah harapan besar menuju ridho-Nya
Kita mengetahui cinta yang terlarang
Setelah benih-benih tumbuh menjadi bunga

Namun, kita akan berusaha bersama
Merawat bunga-bunga cinta
Untuk kesucian cinta-Nya

Mulai detik ini kita berpisah
Dan semoga hanya sesaat
Karena-Nya jualah...
Semoga kita yang tertulis dalam suratan takdir
Yang akan bertemu kembali dalam satu ikatan suci

Biarlah kita dalam kesendirian
Merajut tali cinta dalam kasih-Nya
Yang abadi beruntaikan tasbih

Rindu untuk sebuah kain
Yang jadi penutupndalam satu atap penuh berkah

Atas ridho-Nya..
Cintailah aku karena-Nya dalam setiap sujud panjangmu...

Ketika Cinta Ber-Tajwid

@ Saat pertama kali berjumpa denganmu, aku bagaikan berjumpa dengan saktah. hanya bisa terpana dengan menahan nafas sebentar.

@ Aku di matamu mungkin bagaikan nun mati di antara idgham billagunnah, terlihat tapi dianggap tak ada.

@ Aku ungkapkan maksud dan tujuan perasaanku seperti Idzhar, jelas dan terang.

@ Jika mim mati bertemu ba disebut ikhfa syafawi, maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta.

@ Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba - tiba semua itu seperti Idgham mutamaatsilain, melebur jadi satu.

@ Cintaku padamu seperti Mad Wajib Muttasil, paling panjang di antara yang lainnya.

@ Setelah kau terima cintaku nanti, hatiku rasanya seperti Qalqalah kubro, terpantul- pantul dengan keras.

@ Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab, ditandai dengan dua hati yang menyatu.

@ Sayangku padamu seperti mad thobi’i dalam Quran. Buanyaaakkk beneerrrrr

@ Semoga dalam hubungan kita ini kayak idgham bilagunnah, cuma berdua, lam dan ro’.

@ Layaknya waqaf mu’annaqah, engkau hanya boleh berhenti di salah satunya. DIA atau aku?

@ Meski perhatianku tak terlihat seperti alif lam syamsiah, cintaku padamu seperti alif lam Qomariah, terbaca jelas.

@ Kau dan aku seperti Idghom Mutaqorribain, perjumpaan 2 huruf yang sama makhrajnya tapi berlainan sifatnya.

@ Aku harap cinta kita seperti waqaf lazim, berhenti sempurna di akhir hayat.

@ Sama halnya dengan Mad ‘aridh dimana tiap mad bertemu lin sukun aridh akan berhenti, seperti itulah pandanganku ketika melihatmu.

@ Layaknya huruf Tafkhim, namamu pun bercetak tebal di pikiranku.

@ Seperti Hukum Imalah yang dikhususkan untuk Ro’ saja, begitu juga aku yang hanya untukmu.

@ Semoga aku jadi yang terakhir untuk kamu seperti mad aridlisukun



Sumber: Dakwah Kreatif




Dia Berbeda



Sibuknya persiapan untuk acara agustusan membuat kami bersemangat mengikutinya sampai larut malam berlatih. Pemuda-pemudi karang taruna yang lain juga demikian. Selain perlombaan yang akan kami gelar, kami juga mengadakan banyak pertunjukan seni, diantaranya ada parodi kocak abis, vokal yang menyenandungkan lagu wajib tanda cinta tanah air dan juga tari. Disanalah awal kami membuka sanggar tari Bangunrejo. Berlatih dari tidak bisa apa-apa, hingga kami yang beranggotakan 6 orang waktu itu siap menampilkan sebuah tarian melayu Nirmala dengan suara khas Siti Nurhaliza. Aku memang tertarik terhadap seni tari. Tak heran jika aku bersungguh-sungguh untuk menghafalkan gerak demi gerak tari nirmala yang sebelumnya belum pernah kukenal. Pelatih kami dengan sabar melatih kami hingga bisa dan siap tampil tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2008.
Suasana menjadi semakin hangat kunikmati saat ada sesosok tubuh hadir melihatku berlatih bersama teman-teman yang lain. Semangatku menjadi berlipatganda karena kehadirannya. Al namanya. Seorang laki-laki yang belum lama kukenal, namun meninggalkan kesan begitu mendalam bagiku. Dia berbeda menurut pandanganku. Dingin, cuek, seolah tak peduli. Itulah yang membuat rasa penasaranku menyeruak hebat. Aku ingin mendekatinya, tapi rasa malu cukup membisik. Tak ada pilihan aman selain kubiarkan saja berjalan bergandengan waktu. Ternyata, tak hanya aku yang menaruh perhatian padanya, sebab diapun demikian. Oh..senangnya. Jabatannya sebagai wakil ketua karang taruna tak pernah absen memantau kami latihan hingga kami berhasil menampilkan tarian yang kami persembahkan untuk masyarakat sekitar. Diam-diam aku menikmatinya. Mata ini selalu mencari tegap tubuhnya, sedang telinga sibuk mencari suaranya.
            Entah mengapa aku begitu tertarik ingin mengenalnya. Padahal, ketika kami bertegur sapa pun ia tak semanis laki-laki yang sering mengajakku berbicara, bahkan tak sedikit dari mereka yang merayuku. Dia berbeda. Sosok dewasa itu selalu membuatku bingung namun ia berhasil membuatku hilang kendali alias salting saat didekatnya. Tak pernah lupa dengan kritikan tajamnya ia luncurkan untukku. Katanya: aku seperti anak kecil, bergaulnya pun sama anak-anak yang tak sebaya. Huft.. awalnya sempat dibuat kesal dan masa bodoh dengan perkataannya. Inilah aku ujarku membela diri dihadapannya. Aneh, kata teman-teman dia menyukaiku dan akupun merasakan hal yang tak jauh berbeda. Tapi, mengapa selalu kritikan yang dia katakan padaku. Kata orang, dia sombong. Tapi aku tak percaya. Sebab, yang ku rasakan sendiri justru dia jauh dari kebanyakan orang menilainya. Dan waktu yang terus beroda, walau sempat mengelak atas kritikannya, mau tak mau terfikir juga olehku. Dan saat mengenalnya lah aku mulai berubah. Semua kritikannya sebisa mungkin aku perbaiki. Belajar dewasa dan mengenal diri sendiri.
            Tepat tanggal 5 Oktober 2008 dengan suara terbata-bata ia berjalan di depanku. Ketika itu kami sedang menikmati liburan ba’da Idul fitri di Cughup Mingkik bersama anggota karang taruna. Aku tak biasa seperti ini, karena dari kebanyakan yang ikut adalah orang-orang yang umurnya diatasku. Pergaulanku tak sampai sana, umurku saja baru terbilang ABG. Aku hanyalah anak yang pemalu, kuper dan apa adanya. Namun, tangannya lah yang membawaku kepada mereka, ia membuatku percaya diri berada disekeliling mereka. Dan ketika ia mengungkapkan perasaannya sambil menundukan kepala, aku sungguh heran. Apa yang aku lihat memang tak biasa. Sebagian orang yang mengungkapkan cinta padaku kalau tidak berada disebelahku, mungkin didepanku sambil matanya meyakinkanku. Dia berbeda. Tak ku balas langsung perasaannya dengan perkataanku. Sebab, aku takut, ia hanya mempermainkanku. Sebab dia terlalu dewasa untukku. Sebab, aku tau benar, ketika diri ini mulai jatuh cinta, maka pasti akan terasa sulit untuk melupakannya. Sejujurnya, aku takut jatuh cinta dan kemudian harus merasakan sakitnya. Aku hanya diam. Diam menerka perasaan terdalamnya. Hati bertanya-tanya, apa aku pantas bersamanya? Menjalin hubungan dengannya? Sedangkan aku hanya anak yang baru belajar apa itu arti kedewasaan.
Kubiarkan satu hari berlalu dengan perasaan yang tak menentu dihatinya. Begitu juga hatiku. Bingung apa yang harus kujawab atas pernyataannya itu. Kubulatkan tekad untuk mencoba. Ada keyakinkan dari hati kecilku, bahwa ia tak seperti laki-laki lain. Yang hanya mempermainkan perasaan wanita, merasa dirinya hebat dengan banyaknya koleksi mantan pacar, atau tipikal laki-laki tebar pesona. Tidak, ku mantapkan lagi hati ini. Dia berbeda.
Kuambil handphone biruku lalu ku ketik pesan singkat untuknya.
“Jika Kakak menginginkan jawabannya, maka datanglah ke rumahku sekarang!”
Dag did dug aku menunggu kedatangannya. Tak berapa lama pesan singkat itu menerima balasannya, ‘iya”. Ia langsung datang dengan kemeja putihnya dan memarkirkan motornya di depan teras rumahku bak pangeran berkuda putih. Rumah kami memang tak begitu jauh jaraknya, hanya selisih 4 RT. Senang bercampur tegang kuhidangkan saat ia mulai duduk di sofa yang mulai menua. Kukatakan sejujurnya, kalau ku juga memiliki perasaan yang sama tehadapnya. Seketika itu aku seakan menjadi orang yang paling beruntung di dunia, apalagi ku dapati ia menyunggingkan senyuman tulus untukku. Senyuman yang jarang sekali ia pamerkan bahkan ia jajakan pada wanita lain. Tak mengapa banyak orang mengatakan dia cuek dan sombong. Namun bagiku, ia tak seperti itu. Ia lebih istimewa dari itu.

Memutar waktu masa silam bersamamu, 240613

Jumat, 14 Juni 2013

Pertanyaan Malaikat Di Alam Kubur

Tanya : Man Rabbuka? Siapa Tuhanmu?
Jawab : Allahu Rabbi. Allah Tuhanku.

Tanya : Man Nabiyyuka? Siapa Nabimu?
Jawab : Muhammadun Nabiyyi. Muhammad Nabiku

Tanya : Ma Dinuka? Apa agamamu?
Jawab : Al-Islamu dini. Islam agamaku

Tanya : Man Imamuka? Siapa imammu?
Jawab : Al-Qur'an Imami. Al-Qur'an Imamku

Tanya : Aina Qiblatuka? Di mana kiblatmu?
Jawab : Al-Ka'batu Qiblati. Ka'bah Qiblatku

Tanya : Man Ikhwanuka? Siapa saudaramu?
Jawab : Al-Muslimun Wal-Muslimat Ikhwani. Muslimin dan Muslimah saudaraku..

Jawabannya sangat sederhana bukan?
Tapi apakah sesederhana itukah kelak kita akan menjawabnya?

Saat tubuh terbaring sendiri di perut bumi.
Saat kegelapan menghentak ketakutan.
Saat tubuh menggigil gemetaran.
Saat tiada lagi yang mampu jadi penolong.

Ya, tak akan pernah ada seorangpun yang mampu menolong kita.
Selain amal kebaikan yang telah kita perbuat selama hidup di dunia.

Astaghfirullaha-l 'Adzim..
Ampunilah kami Ya Allah..
Kami hanyalah hamba-Mu yang berlumur dosa dan maksiat..
Sangat hina diri kami ini di hadapan-Mu..
Tidak pantas rasanya kami meminta dan selalu meminta maghfirah-Mu..
Sementara kami selalu melanggar larangan-Mu..

Ya Allah...
Izinkan kami untuk senantiasa bersimpuh memohon maghfirah dan rahmat-Mu..
Tunjukkanlah kami jalan terang menuju cahaya-Mu..
Tunjukkanlah kami pada jalan yang lurus.
Agar kami tidak sesat dan tersesatkan...

Aamiin

KISAH KEREN, DIBALIK DOA YANG TAK TERKABUL

oleh Yusuf Mansur Network (Catatan) pada 25 Oktober 2011 pukul 13:44
Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong.

Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.

Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.

Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.
Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.
Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya.

-A.N-